Banyak
kita temukan dalam Al-Qur'an dan hadits digabungkannya tasbih dan tahmid. Ini
menunjukkan keutamaan dua kalimat zikir ini. Di mana penggabungan keduanya
menunjukkan kesempurnaan sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebab,
kesempurnaan sifat terwujud dengan hilangnya aib-aib (cacat) dan ditetapkannya
sifat-sifat kesempurnaan. Dihilangkannya aib bisa diperoleh dari kalimat
Tasbih (Subhanallah), karena makna tasbih adalah tanzih
(membersihkan/meniadakan) dari sifat cacat dan aib. Sifat kesempurnaan diambil
dari kalimat Tahmid (pujian), karena tahmid adalah menyematkan
sifat-sifat mulia lagi sempurna. Sehingga jika seseorang mengumpulkan antara
tasbih dan tahmid, ia telah menggabungkan antara menetapkan sifat sempurna dan
meniadakan segala bentuk kekurangan dan aib dari-Nya.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala perintahkan Rasul-Nya untuk memperbanyak zikir ini
di saat sudah semakin dekat ajal beliau. Allah Ta'ala berfirman,
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ
يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
"Apabila
telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu
dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat."
(QS. Al-Nashr: 1-3)
Ibnu
Abbas Radhiyallahu 'Anhuma menjelaskan, bahwa surat di atas adalah
pertanda dekatnya ajal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. (HR.
Al-Bukhari)
Dalah
Shahihain, dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, menuturkan, "Adalah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memperbanyak membaca dalam ruku'
dan sujudnya:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي
"Maha
suci Engkau dan segala puji bagi bagi-Mu, Ya Allah, wahai Rabb kami. Ya Allah,
ampuni aku." (Muttafaq 'Alaih, terdapat tambahan pada keduany: beliau
menakwilkan Al-Qur'an –surat di atas-)
.
. . jika seseorang mengumpulkan antara tasbih dan tahmid, ia telah
menggabungkan antara menetapkan sifat sempurna dan meniadakan segala bentuk
kekurangan dan aib dari-Nya . . .
Tasbih
dan Tahmid Dalam Hadits
Sedangkan
dari sunnah tentang fadhilah zikir tasbih dan tahmid yang memiliki pahala
besar, di tunjukkan oleh beberapa hadits berikut ini:
Hadits
Pertama, dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي
الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللَّهِ ، وبِحَمْدِهِ
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
"Dua kalimat yang ringan diucapkan lisan, berat ditimbangan, dan
dicintai oleh Al-Rahman (Allah): Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil
'Adzim." (HR. Muttafaq 'Alaih)
-
Dapatkan penjelasannya pada tulisan sebelumnya: Dua
Kalimat Ringan Tapi Sangat Dicintai Allah dan Berat Pada Timbangan.
Hadits
Kedua, dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ
مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
"Siapa
yang mengucapkan: Subhanallah wa Bihamdihi (Maha suci Allah dan segala
puji bagi-Nya) sebanyak seratus kali, maka dihapuskan segala kesalahan
(dosa)-Nya walaupun sebanyak buih dilaut." (Muttafaq 'alaih)
Syaikh
Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam dalam Taudhih al-Ahkam menjelaskan
tentang fadhilahnya, "Maka barangsiapa yang menyucikan Allah (bertasbih)
dan memuji-Nya (tahmid) sebanyak 100 kali pada pagi dan petang hari, niscaya
mereka akan memperoleh pahala yang sangat besar; berupa diampuninya seluruh
dosa dan kesalahannya meskipun jumlahnya amat banyak seperti buih di lautan.
Hal ini adalah merupakan keutamaan yang mulia dan pemberian yang
melimpah."
Beliau
melanjutkan, "Para ulama menyempitkan makna dari dosa-dosa yang akan
diampuni dengan zikir ini, yaitu dosa-dosa kecil saja. Adapun dosa-dosa besar,
tidak ada yang dapat menghapusnya kecuali taubat nasuha. Tetapi Imam al-Nawawi
berkata: apabila seseorang tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka diharapkan
zikir tersebut dapat meringankan dosa-dosa besar yang telah ia lakukan."
.
. . Maka barangsiapa yang menyucikan Allah (bertasbih) dan memuji-Nya (tahmid)
sebanyak 100 kali pada pagi dan petang hari, niscaya mereka akan memperoleh
pahala yang sangat besar; berupa diampuninya seluruh dosa dan kesalahannya
meskipun jumlahnya amat banyak seperti buih di lautan. . .
Hadits
Ketiga, dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِى سُبْحَانَ اللَّهِ
وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ. لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ
مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
"Siapa yang membaca di pagi dan sore hari Subhanallah Wa
Bihamdmaihi (Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali, maka
tak ada seorangpun yang datang pada hari kiamat yang membawa sesuatu lebih
utama dari apa yang dibawanya kecuali seseorang yang membaca seperti yang ia
baca atau menambahnya." (HR. Muslim)
Maksudnya
apabila seseorang membaca Subhanallah Wa Bihamdmaihi di pagi hari
seratus kali dan di sore hari seratus kali, maka tidak ada orang - nanti pada
hari kiamat- yang membawa sesuatu yang lebih utama dari apa yang dibawanya
kecuali orang yang mengamalkannya lebih banyak dari dirinya. (Disarikan dari
Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin: I/1663)
Hadits
Keempat, dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu,
dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ
لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ
"Siapa
yang membaca Subhanallah al-'Adzim Wabihamdihi, maka akan ditanamkan
untuknya satu pohon kurma di surga." (HR.
Al-Tirmizi; beliau berkata: hadits hasan)
Hadits
Kelima, dari Ummul Mukminin Juwairiyah
binti al-Harits Radhiyallahu 'Anha, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
keluar dari sisinya pada shalat Shubuh di masjid, sementara Juwairiyah sudah di
tempat shalatnya. Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kembali
saat waktu sudah Dhuha dan ia masih duduk di tempat shalatnya tersebut, maka
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Engkau masih di tempat
ini sejak aku meninggalkanmu?" Ia menjawab, "ya." Lalu beliau
bersabda,
لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ
كَلِمَاتِهِ
"Sungguh
aku membaca empat kalimat tiga kali seandainya ditimbang dengan apa yang kamu
baca seharian niscaya menyamainya; yakni Subhanallah Wabihamdih 'Adada
Khalqih, Wa Ridhaa Nafsih, Wazinata 'Arsyih, Wamidada Kalimatih. (Maha Suci
Allah dan segala puji bagi-Nya sebanyak jumlah makhluk-Nya, sesuai dengan
keridhaan jiwa-Nya, seberat timbangan 'Arasy-Nya, dan sebanyak jumlah
kalimat-kalimat-Nya)." (HR. Muslim) Yakni; dibaca tiga kali setiap pagi.
Hadits
Keenam, dari Abu Dzarr Radhiyallahu
'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya,
"Perkataan apa yang paling utama?" Beliau menjawab, Apa yang Allah
pilih untuk para Malaikat-Nya atau para hamba-Nya; Subhanallah Wabihamdih."
(HR. Muslim)
Hadits
Ketujuh, dari Abu Dzarr Radhiyallahu
'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Maukah aku kabarkan perkataan yang paling cintai oleh Allah?" Aku
(Abu Dzarr) berkata; Wahai Rasulullah, beritahu aku perkataan yang paling
dicintai oleh Allah." Lalu beliau bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَبِحَمْدِهِ
"Sesungguhnya
perkataan yang paling dicintai oleh Allah adalah Subhanallah Wabihamdih."
(HR. Muslim)
Penutup
Keutamaan
zikir tidak diragukan lagi banyaknya. Ia merupakan salah satu sarana penghubung
antara hamba dengan Rabb-Nya. Selama hamba masih berzikir berarti ia mengingat
Allah sehingga itu menjadi sarana yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Jika
demikian kondisinya, maka Allah akan mencintainya, mengampuni dosanya, dan
memberikan pahala yang besar kepadanya. Salah satu macam zikir yang banyak
disebutkan fadhilah dan keutamaannya adalah zikir yang berisi Tasbih dan
tahmid. Maka selayaknya kita mengetahui macam-maca zikir ini, lalu
menghafalkannya, dan menzikirkannya serta mengamalkan tuntutan-tuntutannya.
Wallahu Ta'ala A'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar